Selasa, 25 Agustus 2015

Sejarah Coklat di Indonesia Sebelum dan Sesudah Masa Kemerdekaan

Masa Sebelum Kemerdekaan

            Walaupun bubuk coklat telah dikenal sebagai pencampur minuman oleh suku indian, maya, di Amerika tengah sejak beberapa abad sebelum masehi, tetapi baru pada abad ke-15 lah coklat biji coklat baru diperkenalkan di Dunia. Bersamaan dengan usaha memperkenalkan biji coklat tersebut, pengembangan Penanaman tanaman coklat pun dimulai oleh bangsa spanyol ke Benua Afrika dan Asia.
            Pada abad -15 coklat diperkenalkan ke Benua Asia dan Afrika dengan daerah penanaman utama di Nigeria,Pantai Gading, Kongo dan Kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 1560 coklat masuk di daerah Sulawesi Utara dimana coklat tersebut berasal dari Filipina, cokalt ini merupakan cokla jenis Criollo, yang oleh bangsa filiphina diperoleh dari Venezuela. Produksi coklat ini relatif rendah dan peka terhadap serangan hama dan penyakit,tetapi rasanya enak. Pada tahun 1806,usaha perluasan coklat mulai lagi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penanaman dilaksanakan di sela-sela areal perkebunan kopi. Pada tahun tahun selanjutnya, didatangkanlah coklat jenis lainnya, karena coklat Criollo banyak kelemahannya.
            Usah mendatangkan coklat ini tidak lepas dari usaha untuk memulihkan usaha yang giat dilaksanakan saat itu. Dr.C.J.J Van Hall, MacGillvary, dan Van Der Knaap adalah peneliti-peneliti yg giat melakukan seleksi untuk mendapatkan bahan tanam unggul maupun klon induk pada awal penanaman coklat di indonesia. Pada tahun 1914, misalnya, MacGillvary telah menulis buku mengenai coklat, kemudian ditulisnya lagi pada tahun 1932 sebagai edisi kedua.
            Tahun 1888 diperkenalkan bahan tanam Java Criollo asal Venezuela yang bahan dasarnya adalah coklat asal sulawesi utara sebagai bahan tanam tertua untuk mendapatkan bahan tanam unggul. Sbelumnya pada tahun 1880, juga diperkenalkan bahan tanam jenis Forestero asal Venezuela untuk maksud yg sama.
            Sejalan dengan itu, pengembangan pertanaman coklat di indonesia, khususnya di Jawa, berjalan dengan  pesat. Pada tahun 1938 telah terdapat 29 perkebunan coklat. Perkembangannya juga didorong oleh meluasnya penyakit karat daun kopi oleh Hemeleia vastatrix sehingga oleh perusahaan perkebunan, pengembangan coklat juga dilakukan oleh petani perkebunan, terutama di Jawa Barat.

Masa Setelah Kemerdekaan

          Pengalihan usaha perkebunan menjadi milik negara pada awal kemerdekaan menjadikan usaha pengembangan pertanaman coklat semakin mantap. Daerah daerah di Jawa Barat dan Sumatra Utara merupakan daerah pertanaman coklat yang kemudian berkembang dengan pesat. Perkembangan pertanaman coklat telah meluas ke Indonesia bagian barat.
            Program pemulihan untuk mendapatkan bahan tanam unggul terus giat dilaksanakan. Tahun 1973, diperkenalkan coklat jeni Bulk melalui seleksi yg dilakukan oleh PT Perkebunan Vl dan BPP Medan tersebut, yang tetuanya terdiri atas biji biji campuran Na,Pa,Sca,ICS,GG,DR, Poerboyo, dan Getas, menghasilkan biji biji yang dikenal dengan nama varietas sintetik 1,2 dan 3. Pada tahun 1976 BPP Jember juga melakukan program pemulian dalan usaha untuk mendapatkan bahan tanam biji Hibrida. Pemulian ini untuk menghasilkan  bahan tanam biji hibrida dengan efek heterosis. Di Sumatra Utara, penelitian yang sama terus dilaksanakan dalam rangka pengembangan pertanaman coklat. Beberapa PT perkbunan mulai menanam coklat Bulk, seperti PT perkebunan lV dan PT perkebunan ll. Bahkan PT perkebunan ll mengadakan perluasan perkebunan coklat di Riau dan Papua.
            Perkembangan yg pesat dari perkebunan coklat di indonesia menjadi produksi mengalami peningkatan yang signifikan. Bila pada tahun 1970-1977 produksi coklat indonesia hanya 2.000-3.000 ton, pada tahun 1980 angka itu melonjak menjadi 7.000 ton. Dengan produksi coklat dunia saat itu 1.600.000 ton, potensi inodensia sbgi penghasil coklat masih cukup besar. Diperkirakan, produksi coklat tahun ini naik 8%. Dengan kata lain, potensi indonesia sebagai penghasil coklat pertama sesungguhnya masih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar