Selasa, 25 Agustus 2015

Pemeliharaan Bibit Kakao

Keranjang ataupun kantong plastic yang berisi kecambah tersebut disusun teratur di tanah yang agak ditinggikan dan permukaannya ditutup dengan batu sabak atau batu merah. Peneduh yang di pergunakan dapat dengan pohon pelindung atau dengan atap yang pembuatannya sama seperti pada atap bedengan kecambah.
Penyiraman di lakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Seminggu setelah bibit dipindahkan ke keranjang, pemupukan perlu diberikan. Adapun dosis pemupukan yang diberikan ukurannya adalah sebagai berikut:

1.    Pupuk yang bentuknya padat:

2 gram ZA/bibit(/+1 Sendok the), diberikan kurang lebih 3 cm melingkar batang.

2.    Pupuk yang bentuknya cair:

Campuran  25 gram ZA ditambah 20 liter air yang diberikan 0,5 liter tiap batang dengan catatan bahwa setelah penyiraman dengan larutan ZA ini, bibit harus segera disiram air untuk menghilkangkan atau mencuci bagian-bagian daun/batang yang terkena larutan tersebut
Perlakukan pemupukan ini dapat dilakukan satu kali satu minggu selama 2 sampai 3 minggu.
Lubang di gali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada tanah yang cuup subur. Akan tetapi kalau pada tanah ulangan maka lubang diperbesar menjadi 100 cm x 100 cm x 100 cm. Kemudian lubang di biarkan terbuka pada musim kemarau.

Untuk mempertinggi humus di dalam tanah, kita bisa tambahkan potongan rumput, pangkasan flemingia ataupun tunggul-tunggul tanaman jagung. Kemudian pada bulan Oktober / November lubang tersebut di tutup kembali dengan tanah bagian atas saja.
Setelah tiga bulan dari penanaman pemberian pupuk pada tanaman kakao perlu dilakukan dengan dosis 25 gram ZA atau 15 gram Urea. Bila menurut analisa tanah terbukti butuh p dan K, haruslah diberi pupuk N. P. K ± 50 gram.

Perawatan yang baik akan mempercepat pertumbuhan. Jika hama diberantas, pemupukan teratur dan bebas dari saingan rumput-rumput dapat ijamin dalam waktu satu tahun sudah dapat disambung dan tumbuh dengan cepat. 
Pemangkasan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalang pemangkasan pohon kakao, diantaranya:

1.    Membentuk pohon yang baik dengan bentuk percabangan yang seimbang sehingga distribusi daun merata dalam penerimaan sinar matahari.

2.    Menghilangkan cabang-cabang yang tidak perlu atau pun tidak dikehendaki. Misalkan saja tunas-tunas air, tunas-tunas sapu, cabang-cabang yang sakit, cabang-cabang yang kering, cabang-cabang yang tak dapat berasimilasi sendiri / cabang yang terlindungi.

3.    Menjamin aerasi yang baik

4.    Untuk mempertinggi produksi yang diperoleh.

Pemangkasan pohon coklat dilakukan pada pohon yang berusia muda. Batang yang umumnya terdiri tiga sampai lima cabang utama dipangkas sehingga tinggal cabang utama sebanyak tiga buah yang dianggap cukup baik.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemangkasan pada cabang yang tidak diinginkasn sehingga mendorong tanaman kakao menghasilkan yang lebih baik, juga menjamin aerasi yang baik. Hal ini dilakukan secara continue dan teratur, sehingga mengarah pemangkasan pemeliharaan.
Langkah ketiga yang perlu dilakukan terutama pada tanaman yang sudah menghasilkan, dimana untuk mencegah terganggunya pembuahan tanaman, maka pelaksanaan pemangkasan dilakukan setelah selesai masaflush.

Pelaksanaan pemangkasan, baik itu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan maupun pangkas yang mengarah pada pendorongan pembuahan / produksi telah banyak dilakukan oleh dinas perkebunan. Dan hasilnya cukup memuaskan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar